Dalam sampul itu, Sila tampil panas. Dia hanya mengenakan selendang tipis dan payudaranya terlihat. Sebagai model bulan Mei, Sila juga muncul dalam 12 halaman.
Kecaman buat Sila bukan hanya datang dari komunitas Islam ,tapi juga orang tuanya yang taat dan konservatif. Orang tua Sila menyebut penampilan anaknya di majalah dewasa itu suatu peristiwa horor.
Sila melejit dan sukses berkat aktingnya di opera sabun "Good Times, Bad Times". Berkat aktingnya yang apik dan membuatnya terkenal, orang tuanya mengaku bangga kepada Sila. Namun, kebanggaan ini luntur. Ibu Sila, bahkan, menolak berbicara lagi dengan anaknya.
Gara-gara pose nekatnya, Sila juga mendapat ancaman. Lewat internet, beberapa penganut Islam garis keras memberinya pesan. "Dia harus membayarnya," bunyi salah satu poster di situs Jihad Watch. Komunitas muslim di Jerman juga bereaksi. Mereka memboikot Sila.
Sedangkan Sila tenang-tenang saja. Dia mengatakan nekat berpose telanjang sebagai bentuk pemberontakan di masa mudanya. "Lewat foto ini saya ingin mengatakan, 'wahai para perempuan, kita tidak harus selalu terkungkung oleh aturan'," katanya.
Selama bertahun-tahun Sila selalu merasa tertekan secara sosial. "Lewat foto ini saya menyatakan kebebasan," ujarnya lagi.
0 komentar:
Posting Komentar